Kehidupan dan Misi Paus Fransiskus (Jeritan air mata seorang murid)
Oleh Pascual Semaun, SVD, Misionaris Indonesia di Paraguay
Ekologi bagi beliau bukan sekadar lingkungan, tetapi rumah bersama yang harus dijaga dalam keadilan dan kasih.
Fratelli tutti pun menyerukan dunia tanpa tembok: sebuah seruan untuk mencintai tanpa syarat, berpolitik tanpa kebencian, dan membangun masa depan bersama.
Cahaya di Tengah Dunia yang Terbelah
Paus Fransiskus adalah cahaya lembut dalam dunia yang retak. Ia berbicara dalam bahasa hati, dan mendengarkan dengan telinga yang terbuka lebar terhadap jeritan dunia.
Kunjungan ke Indonesia, negeri dengan mayoritas Muslim terbesar, menjadi simbol kerendahan hati dan tekad kuat untuk berdialog.
Ia tidak datang membawa dogma, tetapi membuka pintu untuk saling mengenal dan membangun harapan. Ia percaya bahwa dari perbedaan, lahirlah kekayaan, dan dari dialog, tercipta damai.
Seorang Nabi Zaman Ini
Tanggal 21 April 2025, pagi hari di Vatikan menjadi sunyi.
Paus Fransiskus, gembala dari Selatan, telah pulang ke rumah Bapa.
Namun warisannya tidak mati.
Ia telah meninggalkan jalan, bukan hanya jejak.