
Kebobrokan Kapitalis dalam Narasi Geotermal di Ngada
Oleh Fr. Ando Roja Sola, SVD, Anggota Ikatan Milenial Ngada-Maumere (IMADA MOF)
Penelitian berbasis ilmu ini tidak berhenti di sini saja, tetapi terus berjalan mengikuti fakta operasional sejak dimulainya proyek ini di tanah Mataloko. Setelah 20 tahun berjalan penelitian berbasis ilmu pengetahuan dengan istilahnya yang cukup sumpek, terjawab melalui atap seng rumah yang berkarat, polusi udara belerang yang menyengat, beberapa anak sungai yang tercemar dan matinya humus tanah pada lahan-lahan produksi masyarakat setempat. Bahkan pada tahun 2009 Wikipedia merilis terjadinya lumpur panas di lokasi geotermal Mataloko kecamatan Golewa, kabupaten Ngada tepatnya tanggal 17 Januri 2009, menyusul semburan kedua pada dua lobang semburan di tanggal 20 Januari dan 21 Januari secara berturut-turut.
Berhadapan dengan narasi penelitian lapangan dan segala bentuk survei yang disebutkan, cukup pantas kita menyebutnya sebagai mitos modern yang dikembangkan oleh kapitalis sebagai bentuk kebobrokan publik. Sementara itu jeritan masyarakat masih dibentur oleh kepentingan sekelompok penampuk kebijakan atas dasar “tanggung jawab yang dibayar”. Pada konteks ini Pemerintah daerah setempat kehilangan tanggung jawab atas realitas yang terjadi. Realitas seng yang berkarat, udara belerang yang menyengat, lahan produksi yang rusak merupakan objek penderitaan dan kesengsaraan yang membutuhkan tanggungan ekonomis dan jawaban etis dari elit kepemerintahan.
Pemda Ngada dan Pemprov NTT sudah memberikan ijin. Sekarang tinggal kita bersiaplah bagaimana menghadapi pelaksanaan program tersebut kemudian terjadi human eror. Pemerintah tentu nya harus bertanggung jawab…
ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu