
Manipulasi riset dan keraguan untuk mengklaim batas-batas kebenaran menunjukkan bahwa laporan-laporan ilmiah yang mempromosikan nutrisi makanan maupun mengingkarinya tidak boleh serta merta ditelan mentah-mentah.
Menurut saya, temuan mereka tidak lebih baik dari pengalaman personal subyek atas reaksi tubuh yang pada dasarnya merupakan pengalaman spiritual. Cocok untuk satu orang.
Belum tentu sama dengan yang lainnya. Pengalaman hidup tiap-tiap orang dapat memberikan indikasi langsung bahwa tubuh merupakan laboratorium pribadi yang seringkali ampuh menentukan apa yang cocok.
Indikasi toksisitas dirasakan secara langsung reaksinya oleh tubuh. Makanan yang tidak cocok, barangkali reaksinya adalah orang itu tidak bisa tidur, kentut sepanjang waktu, jantung berdebar, gatal-gatal, kepala pusing, muntah-muntah.
Semuanya itu adalah gejala yang boleh jadi signal tubuh untuk stop mengkonsumsi makanan tertentu itu. Tentu tubuh masih toleran ketika akibatnya hanya “mena ta’i” yang bikin orang nongkrong lama di toilet.