Temuan alergi juga diindikasikan dipicu oleh kedele GMO yang mengambil rekayasa dari kacang Brazil dan menimbulkan risiko kesehatan pada orang-orang yang alergi kacang.
Yang menarik dari studi-studi ilmiah ini adalah keengganan untuk menyatakan secara tegas indikasi-indikasi dampak.
Dua peneliti dari Mexico dalam penutup artikel mereka “Risk Assessment of Genetically Modified Crops fro Nutrion and Health”, mengatakan bahwa “dibutuhkan lebih banyak upaya ilmiah untuk membangun kepercayaan dalam evaluasi dan penerimaan produk GMO”.
Baru pada tahun 2016, sebuah konsensus ilmiah dari sekelompok akademisi secara lebih serius mengangkat kerisauan yang gamblang terhadap penggunaan herbisida glifosfat yang paling sering digunakan komoditas GMO seperti kedele, jagung, kanola.
Senyawa itu makin merajalela dalam rantai makanan global dan kemungkingan mempunyai kaitan dengan pemicu kanker.
Petunjuk ilmiah ini dipimping John Peterson Myers, Profesor Kesehatan Lingkungan dari Carnegie Mellon University Amerika, Michael Antoniou dari Departemen Medis dan Molekular Genetik King’s College London, Bruce Blumberg dari Departemen Biologi Sel Universitas California Amerika.