“YOU ARE what you eat” sering kita dengar seperti peribahasa sekaligus wejangan yang bermakna ganda. Statemen itu boleh jadi memang demikian.
Misalnya, dimaksudkan untuk menunjukkan risiko makanan, watak atau status sosial seseorang. Dipopulerkan ahli gizi Amerika Victor Lindlahr pada 1930an, “you are what you eat” pada dasarnya dimaksudkan untuk mengaitkan antara risiko kesehatan publik akibat mengkonsumsi makanan murahan. Jauh sebelum Lidhlahr, pengacara prancis,
Anthelme Brillat-Savarin, pada 1826 mengatakan, “Tell me what you eat and I will tell you what you are”. Pengacara itu tidak bermaksud membahas nutrisi seperti Lindlahr, tetapi status sosial seseorang.
Masyarakat Prancis sangat banggga dengan kompleksitas kuliner mereka yang dianggap mewakili kelas beradab.
Tiga puluh tujuh tahun kemudian (1863) Filsuf Jerman, Ludwig Andreas Feuerbach menggunakan kalimat yang sama dalam konteks daya pikir, bahwa makanan (materi) berpengaruh pada pikiran atau jiwa seseorang.
Baik Brillat-Savarin, Feurbach dan Lindlahr menempatkan wejangan itu dalam konteks yang berbeda, tetapi dipertemukan oleh dua tema utama bahwa makanan mempengaruhi tubuh dan jiwa seseorang.