
Kaum Muda dan Mahasiswa di Antara Corong Aspirasi Rakyat dan Hegemoni Kekuasaan
Oleh Walburgus Abulat: Kolumnis, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati, dan Aktivis Kemanusiaan Lintas Agama
Corong aspirasi Masyarakat
Kalau ada sementara pihak yang memiliki persepsi bahwa dalam diri kaum muda cq mahasiswa tidak ada kesanggupan untuk menyalurkan aspirasi masyarakat/rakyat sebagaimana yang diperjuangkan oleh mahasiswa pendahulu mereka (angkatan 66 dan 97/98), maka sesungguhnya persepsi itu sangat keliru. Sebab dalam muatan yang sama setiap generasi mahasiswa dan kaum muda selalu menggarisbawahi perjuangannya dengan sebuah misi tunggal yakni memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan atas dasar Pancasila dan UUD 1945.
Sebaliknya kalau ada yang melontarkan kritikan bahwa perjuangan mahasiswa pasca angkatan 66 tidak membawa kesuksesan dari apa yang menjadi tuntutannya, maka sesungguhnya kritikan itu benar adanya (meskipun sejarah mencatat, perjuangan mahasiswa dan elemen warga berhasil menurunkan rezim Orde Baru dan membuat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998). Sebab kenyataan sejarah membuktikan bahwa aspirasi perjuangan mahasiswa dalam rentang waktu yang panjang itu ditandai oleh pelbagai benturan yang dimanipulasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan di dalamnya (hegemoni kekuasaan). Mereka merekayasa sebagian atau seluruh perjuangan mahasiswa ke dalam penyelesaian akhir yang tidak mencerminkan penghayatan nilai demokratis dan institusional, sebagaimana yang termuat dalam Pancasila dan UUD 1945. Berbagai benturan itu nampak dalam tindakan skorsing dan pemecatan aktivis mahasiswa yang vokal dalam menggarisbawahi aspirasi rakyat oleh penguasa kampus.
