
Kaum Muda dan Mahasiswa di Antara Corong Aspirasi Rakyat dan Hegemoni Kekuasaan
Oleh Walburgus Abulat: Kolumnis, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati, dan Aktivis Kemanusiaan Lintas Agama
CITRA kaum muda cq mahasiswa selalu dikaitkan dengan jiwa perjuangannya melalui pelbagai atribut yang dipadatkan kepadanya. Seperti animator persatuan, agent of change (agen perubahan), corong aspirasi masyarakat, agent of democracy, suara dari kaum tak bersuara (voice of the voiceless), suara bagi kaum terpinggirkan (voice for the periphery), dll. Benarkah atribut-atribut ini telah menggambarkan esensi perjuangan mahasiswa? Ataukah sebaliknya citra ini diskenariokan oleh pihak-pihak tertentu? Tulisan singkat ini tidak berpretensi untuk menjawab berbagai kedalaman esensi perjuangan mahasiswa yang serba kompleks itu. Tidak juga hendak mencari solusi sebagai resep jadi atas persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia cq mahasiswa kini. Telaah ini diangkat penulis sebagai percikan api kesadaran kepada kita semua teristimewa insan ilmiah untuk menggali makna dari setiap perjuangan demi mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai demokrasi, mengaktualisasikan reformasi sesuai dengan cita-cita luhur Pancasila dan UUD 1945.
