Kasih Tanpa Batas, Etika Bisnis Menurut Ajaran Sosial Gereja

Oleh Maria Herlina Serina, Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng

Kasih yang diajarkan oleh Yesus dalam Injil memiliki dua dimensi utama yang tak terpisahkan, yaitu kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Kasih kepada Tuhan diwujudkan melalui ketaatan terhadap perintah-Nya dan menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya. Hal ini menjadi dasar bagi setiap orang Kristen untuk mencintai sesama dengan tulus, tanpa syarat, dan tanpa pamrih. Seperti yang diajarkan oleh Yesus, kasih kepada sesama tidak mengenal batasan, mencakup seluruh manusia, termasuk mereka yang dianggap sebagai musuh atau orang-orang yang mungkin memusuhi kita.

Dalam ajaran sosial gereja, kasih diwujudkan dalam tindakan nyata untuk memperjuangkan keadilan sosial dan martabat manusia. Kasih ini bukan hanya kasih yang berbicara tentang hubungan personal, tetapi juga menyentuh tatanan sosial. Mengasihi sesama berarti peduli terhadap kesejahteraan mereka, memperjuangkan hak-hak mereka, dan berjuang melawan ketidakadilan yang menghalangi tercapainya kebaikan bersama. Kasih juga berarti membangun persaudaraan yang sejati, di mana semua orang dipandang setara dan dihormati martabatnya sebagai ciptaan Tuhan.

BACA JUGA:
Pemerintah Abai Menjalankan Mandat UUD’45: Jawaban Untuk Wue Marianus Gaharpung
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More