Kasih Tanpa Batas, Etika Bisnis Menurut Ajaran Sosial Gereja
Oleh Maria Herlina Serina, Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng
DALAM era globalisasi dan digitalisasi yang berkembang pesat, dunia bisnis modern menghadapi berbagai tantangan etika. Persaingan ketat, tekanan untuk mencapai keuntungan maksimal, serta tuntutan pasar yang terus berubah sering kali membuat nilai-nilai kemanusiaan terabaikan. Di tengah dinamika ini, timbul pertanyaan mendasar: apakah bisnis hanya soal keuntungan, atau ada ruang bagi nilai-nilai moral dan etika yang lebih dalam? Di sinilah ajaran sosial Gereja Katolik menawarkan perspektif yang berbeda, berlandaskan pada prinsip “kasih tanpa batas” yang mengutamakan martabat manusia, keadilan, solidaritas, dan kesejahteraan bersama.
Ajaran sosial gereja, yang berakar dari nilai-nilai kasih dan keadilan, menawarkan perspektif yang relevan untuk menghadapi tantangan ini. Konsep “kasih tanpa batas” bukan hanya sekadar slogan, tetapi merupakan panggilan untuk menjalani kehidupan yang mengedepankan kepentingan bersama dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks bisnis, ajaran ini mengajak para pelaku usaha untuk tidak hanya memikirkan laba semata, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan mereka.