Jokowisme, Isu, dan Sampah Demokrasi

Oleh Yohanes Yarno Dano, Ketua Lembaga Pemerhati Demokrasi Indonesia (LPDI)

 

Demokrasi Versi Jokowisme

 

PSI dan para Loyalisnya menjustifikasi bahwa mereka yang mengkritik Jokowisme telah gagal memahami cara kerja kekuasaan. Padahal, metafora Jokowisme sulit dipisahkan dari kesan cawe-cawe Presiden Jokowi dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dengan kata lain, secara tidak langsung ini menunjukkan bahwa cara kerja kekuasaan dalam metafora Jokowisme sendiri ternyata tidak berbasis pada sistem meritokrasi yang mendasarkan diri pada kapabilitas, melainkan tidak lebih dari sekedar fanatisme terhadap tokoh tertentu. Dan ini sangat memperjelas demokrasi versi Jokowisme tenggelam dalam fatalisme.

Ketiadaan oposisi formal dalam sistem pemerintahan Indonesia berpotensi munculnya penyakit demokrasi (politik demagogi) justru datang dari pucuk penguasa. Mengingat Indonesia menganut sistem presidensial. Sistem pemerintahan presidensial berlangsung sejak ada amandemen UUD 1945 ketiga dan keempat. Sistem ini menempatkan presiden sebagai pemimpin negara dan rakyat pemegang kekuasaan tertinggi.

BACA JUGA:
Jalan Menuju Perubahan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More