
Jokowi Masuk Nominasi Tokoh Korup Dunia, Begini Komentar OCCRP
Jakarta, Pojokbebas.com-Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memasukkan nama Jokowi dalam daftar nominasi tokoh terkorup dunia.
Terkait hal itu OCCRP sempat dilabeli sebagai lembaga abal-abal oleh sekelompok orang yang tidak senang dengan nominasi tokoh korup dunia.
Namun, OCCRP menyatakan tidak memiliki kendali soal siapa saja yang diusulkan masuk dalam daftar tokoh paling korup di dunia.
“Termasuk munculnya nama mantan presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam daftar itu,” demikian klarifikasi OCCRP.
Penerbit OCCRP Drew Sullivan dalam pernyataan di situs web resmi organisasi menyampaikan bahwa para juri menghargai nominasi warga negara.
“Para tokoh dimasukkan ke dalam daftar “finalis” karena memperoleh dukungan terbanyak dari seluruh dunia dan memiliki alasan untuk diikutsertakan,” kata Drew Sullivan.
Namun, dalam sejumlah kasus, nominasi yang diajukan publik tidak didukung oleh bukti yang cukup kuat untuk membuktikan adanya korupsi besar atau pola penyalahgunaan kekuasaan yang konsisten.
Menurut Sullivan, ada persepsi kuat di masyarakat tentang adanya korupsi meski bukti yang mendukung hal itu tidak selalu memadai.
“Seharusnya ini jadi peringatan bagi mereka yang dinominasikan bahwa masyarakat sedang mengawasi, dan mereka peduli,” katanya.
OCCRP menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Jokowi terkait dengan tindakan korupsi demi keuntungan pribadi selama dia menjabat sebagai presiden.
Namun, kata organisasi itu, banyak kelompok masyarakat sipil dan para pakar mengatakan bahwa “pemerintahan Jokowi secara signifikan melemahkan” komisi anti korupsi Indonesia.
Jokowi juga dikritik oleh masyarakat luas karena “merusak lembaga pemilu dan peradilan Indonesia,” menurut pernyataan itu.
OCCRP mengakui beberapa individu telah menyalahgunakan daftar tokoh paling korup itu untuk mempromosikan agenda dan ideologi politik mereka.
Organisasi itu menyatakan bahwa tujuan mereka membuat daftar itu adalah “mengakui adanya kejahatan dan korupsi.”
OCCRP berjanji akan terus mengutamakan transparansi dan inklusivitas dalam proses nominasi.