Jiwa Seorang Pemimpin

Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, Biarawan

“Pemimpin sejati tidak butuh memimpin; ia lebih senang menunjukkan arah.” … Henry Miller

Demikianlah tulisan ini saya angkat, sebagai buah hasil refleksi saya tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin. Bahwa seorang pemimpin (Leader) dalam dirinya harus memiki jiwa: (1) kepemimpinan (Leadership); (2) manajemen (management); (3) perubahan (change); (4) mimpi (dream) atau visioner; (5) pelayan (servant). Namun, yang perlu diingat pula, bahwa tidak ada pemimpin yang dilahirkan, melainkan di bentuk melalui proses belajar dan belajar dan belajar, sehingga bertumbuh dan berkenbang. Sebab, potensi untuk menjadi pemimpin itu, sudah ada sejak dari kandungan ibu yang adalah anugerah dari Tuhan. Tidak ada pemimpin karbitan atau instan, atau langsung pemimpin besar, melainkan mulai dari pemimpin yang kecil. Untuk itu, sekali lagi perlunya belajar dan pengalaman.

Akhirnya, semoga tilisan ini dapat menjadi referensi bagi siapa saja yang mau menjadi pemimpin, setidaknya menjadi pemimpin, bagi diri sendiri, keluarga, sekolah, asrama, komunitas, tarekat, dan masyarakat. ***

BACA JUGA:
Nusantara Baru Indonesia Maju (Sebuah refleksi )
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More