”Jas Merah” Dari Soekarno: Penguatan Pendidikan Karakter Anak
Oleh: P. Yosep Bala Makin, SVD. Penulis adalah Pastor Paroki St. Yusuf Raba-Bima
Dua kalimat berikut adalah contoh untuk kata ’meninggakan’ dalam kaitan dengan ungkapan berupa akronim ’Jas Merah’ dari Ir. Soekarno:
- Sejak kemarin, saya meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci.
- Sudah terlalu lama mereka meninggalkan orang tuanya tinggal sendirian.
Dua kalimat di atas masih tersisa kemauan dan kerinduan untuk kembali mengontrol dan mengunjungi. Bahkan tumbuh kemauan yang kuat dan kerinduan yang menggelora. Selalu ada upaya untuk kembali maka terlahirlah peribahasa berikut: Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading: Orang yang berjasa akan selalu disebut-sebut orang walaupun telah mati.
Dengan pelurusan ini, para pelajar dan masyarakat pada umumnya akan dapat memahami yang benar dan tepat. Fakta sejarah tidak akan membohongi anak bangsa. Sehubungan dengan penguatan pendidikan karakter anak bangsa, saya masih teringat baik ketika masih di Sekolah Dasar (SD), SMP, bahkan juga di SMA. Dinding di setiap ruang kelas terpasang gambar/foto para pahlawan bangsa Indonesia dalam bingkai. Bingkai itu terbuat dari bahan peralatan lokal hasil kerajinan peserta didik tingkat atas. Di bawah gambar itu tertulis nama masing-masing tokoh. Kami diminta menghafal nama para pahlawan bangsa Indonesia beserta asal mereka masing-masing. Itu adalah tahapan dalam proses pembelajaran sejarah yang menarik bagi peserta didik.