
Ketika Kewa tumbuh dan layak menjadi anak sekolah dimasukkan anak itu ke sekolah dasar di kampung, tetapi baru seminggu anak itu bilang ia berhenti sekolah saja. Ibunya memaksa, dipukul-pukuli anak itu dengan belahan bambu hingga membekas di betisnya. Ditarik ke sekolah dengan paksa, dimarah-marahi kalau tidak sekolah mau jadi apa nanti besar, jadi TKW di Kuala Lumpur lalu diantar pulang dengan peti mati. Tetapi Kewa, anak itu sama keras kepalanya untuk berhenti sekolah, mereka bilang “ibu ma molan, saya malu.” Perempuan itu menarik nafas panjang, didekap anak itu lalu disuruhnya mandi. Semenjak hari itu mereka tinggal di gunung, tempat yang disebut kampung lama, sebelum akhirnya rumah kecil dikampung itu terbakar, mungkin sengaja, tetapi siapa yang peduli, melapor polisi hanya menambah rumit. Sama seperti iklas melepas suaminya, demikian perempuan itu melepas rumah kenangan itu.
Kewa yang malang, tak berusia panjang. Anak itu menghembuskan nafas selepas jatuh dari pohon asam ketika merontokkan buah-buah asam. Lengkap sudah segala tuduhan, di tangan seorang dukun kampung, anak itu adalah tumbal ibunya.
Sapa Mo Help Jando Moni.
Luar Biasa Ina.
Hhh hajar na hajar