In Memoriam Uskup Agung Ende Mgr. Sensi: Predica Verbum Opportune, Importune
Laporan Wall Abulat (Jurnalis dan Anak Didik Uskup Sensi saat Fratres TOR Ritapiret 1989-1990)
Kegigihan Uskup Sensi untuk menolak hukum mati, menolak kegiatan penambangan dan terus menyuarakan aspirasi kaum tak bersuara (voice of the voiceless), serta aksi konkretnya untuk peduli terhadap kaum termarjinalkan sekaligus mau menegaskan komitmennya sebagai Gembala Umat yang terpanggil untuk terus mewartakan Firman Allah, baik atau tidak baik waktunya sebagaimana moto yang diangkatnya saat ditahbiskan menjadi Uskup Maumere dan ketika dipercaya menjadi Uskup Agung Ende. “Wartakanlah Firman, baik atau tidak baik waktunya (Praedica Verbum Opportune, Importune).”
Semoga moto Uskup Sensi ini terus membatin dalam diri kita semua, khususnya umat Katalik di Keuskupan Agung Ende, dan empat keuskupan Sufragan yakni Keuskupan Larantuka, Keuskupan Maumere, Keuskupan Ruteng, dan Keuskupan Denpasar untuk selalu Firman Tugan, baik atau tidak baik waktunya__ Praedica Verbum Opportune, Importune.
Bersama Uskup Sensi kita pun berkata “Praedica Verbum Opportune, Importune,” hic et nun (di sini dan sekarang) ini, di tempat kita bekerja, apa pun profesi kita, kapan dan di mana pun.