In Memoriam Prof. Azyumardi Azra, M.A., CBE
Oleh Hendrik Maku Dosen IFTK Ledalero, sekarang sedang belajar di SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Malaysia. Dalam agendanya, tercatat bahwa beliau ke sana untuk membawakan presentasi pada Muktamar Sanawi dengan tema, “Kosmopolitan Islam: Mengilham Kebangkitan, Menerka Masa Depan”. Prof. Azra sesungguhnya telah menyiapkan presentasi dengan judul,
“Nusantara untuk Kebangkitan Peradaban: Memperkuat Optimisme dan Peran Umat Muslim Asia Tenggara”. Presentasi yang telah disiapkan itu tidak bisa dibawakan dalam forum internasional itu (17/09/2022) karena kondisi kesehatan yang menurun drastis dalam penerbangan dari Jakarta menuju Kuala Lumpur (16/09/2022).
Sebelum terbang menuju Kuala Lumpur, mantan rektor UIN Jakarta itu selama sepekan berada di Sumatera Barat untuk tugas-tugas kenegaraan sebagai ketua dewan pers nasional dan juga untuk misi kemanusiaan dalam kapasitasnya sebagai akademisi.
Saya masih sempat mengikuti secara daring perkuliahan umum yang dibawakannya di hadapan civitas akademika UIN Imam Bonjol Padang, pada Rabu 14 September 2022.
Semua cerita tentang hari-hari terakhir kebersamaan dengan Almarhum, oleh para sahabatnya dalam acara takziah (18/09/2022) memberikan gelar khusus kepadanya sebagai model dari sebuah pengabdian yang total.
Tidak ada cara terbaik untuk mengenang seorang guru selain dengan menumbuh-kembangkan benih-benih keilmuannya demi kemaslahatan bersama. Menulis adl salah satu dri sekian metode dalam merawat dan mewariskan nilai yg ditinggalkan oleh sang guru. Aktivitas menulis sesuatu yg ditinggalkn oleh dia yg pergi adl sebuah proyek keabadian dari subjek yg berorientasi bukan kepada kefanaan. Dgn demikian, dia yg telah pergi akan selalu hidup dlm ruang-ruang kenangan dari para mantan muridnya. Sebab, ketika segala yang fana itu kalah di medan jihad, ide yg lahir dari aktivitas beritjihad dan yg dituangkan dlm tulisan akan bertindak sbg pemenang. Tulisan adl senjata akademik yg dapat menaklukkan kesementaraan.