Konsistensi
Dia tenang dan santun berwacana. Ignas Kleden tetap konsisten mengabdi di bidangnya.Determinasi dirinya tak tergoyahkan oleh glamornya kekuasaan dengan segala privilese yang melekat padanya. Dia tidak tergoda terjun ke dunia politik atau masuk dalam lingkaran birokrasi seperti dilakukan oleh para akademisi lainnya.
Seingat saya, sejak awal tahun 2000 hingga saat ini, sejumlah akademisi mulai tergiurmelibatkan diri dalam politik atau masuk dalam lingkungan birokrasi. Alasannya sangat mulia (klise) yaitu untuk membuat perubahan dari dalam(cuma sekadar intermeso).
Mungkin saja ketidakikutsertaannya dalam dunia politik praktis dan menjadi pejabat negara akan mematikan sikap kritisnya dan membuat dia tidak berkembang lantaran harus mengikuti perintah atasan sekadar menyenangkan hati pimpinan atau siap menyatakan ya tanpa perlu bertanya secara kritis adalah salah satu alasannya yang kelihatannya cukup mendasar. Ini hanya dugaan.
Lagipula Ignas Kleden memiliki basis filsafat yang sangat kuat. Sebab hakekat filsafat adalah bertanya secara radikal, menggugat. Filsafat adalah pengganggu kemapanan. Lebih dari itu, filsafat mempertanyakan dirinya sendiri. Bagi filsafat, tidak ada yang tidak bisa dipersoalkan. Gugatan yang paling ekstrim datang dari Filosof Friedrich Nietzche, ‘Allah sudah mati’.