Dunia kehilangan humor sebagai energi yang menghubungkan manusia dengan semesta. Energi itu sedianya membuat manusia mencintai kehidupan dan membangun relasi kehidupan yang sehat dengan sekitarnya.
Non-sektarian dan non-teritorial adalah watak alamiah jagat raya yang sejalan dengan humor. Dunia yang jenaka mencegah perilaku kekerasan terhadap alam.
Ia juga membentuk kecerdasan inovatif untuk menemukan model pembangunan yang environmentally friendly. Humor memantik kecerdasan yang seimbang antara rasional mind dan spiritual mind.
Anthony McCarten, penulis naskah film biografi “Darkest Hour”, “Bohemian Rhapsody”, dan belakangan ini “The Two Popes”, dalam suatu dialog di Munchen bertajuk “On Laughter” membuka pembicaraannya dengan mengutip Clarence Darrow, aktivis hak sipili Amerika.
Bahwa orang yang kehilangan gairah untuk tertawa, kehilangan pula daya untuk berpikir. Maka itu, totaliter dan diktator adalah bentuk paling klimas dari masyarakat politik yang anti-ketawa.
Seharusnya semakin cerdas seseorang, semakin tinggi pula kemampuan guyonnya. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengalami kesulitan berarti dalam membuat hal-hal kompleks dan serius menjadi mudah, bahkan dibawakan dengan humor.
Kualitas seperti itu menjadikan humor sebagai pilihan terapi untuk berbagai penyakit.
Kualitas yang demikian itu menempatkan humor sebagai salah satu pilihan terapi untuk berbagai jenis penyakit.
Namun, kontras dengan penggalan kebudayaan semacam itu, studi-studi psikologi secara meyakinkan menaruh humor dalam jajaran tertinggi sikap mental positif manusia.
, humor lebih didambakan daripada kepintaran.