Belakangan ini, ada upaya ilmiah untuk menelusuri kembali nilai-nilai kebersamaan tidak hanya antarmanusia tetapi juga antarsemua komponen pembentuk semesta.
Hasil modeling yang dikembangkan sejumlah ilmuwan antariksa, astronomi dan bumi pada 2021 mengatakan bahwa alih-alih bertarung tak henti hingga lumer sepeti teori Darwin, kehidupan justru dibentuk kerja sama, cinta, kesetiaan, dan seterusnya.
Manusia kehilangan grip kerja sama dengan dunianya, sehingga kita mengalami berbagai turbulensi ekologis global seperti perubahan iklim, polusi, dan krisis sumber daya.
Karena itu, para ahli itu menganjurkan bahwa upaya memulihkan lingkungan adalah proyek mengembalikan rasa percaya semesta pada tindakan kooperatif manusia.
Dari situ, terimplisit pula suatu anjuran bahwa pemulihan kerja sama antara sesama manusia adalah pilihan yang sama pentingnya. Kekisruhan ekologis merupakan proyeksi dari kekacauan hubungan antarmanusia.
Atau, dalam bahasa lain, rusaknya sungai, air, danau dan udara mewakili watak manusia yang juga rusak dan miskin cinta.
Kualitas seperti itu menjadikan humor sebagai pilihan terapi untuk berbagai penyakit.
Kualitas yang demikian itu menempatkan humor sebagai salah satu pilihan terapi untuk berbagai jenis penyakit.
Namun, kontras dengan penggalan kebudayaan semacam itu, studi-studi psikologi secara meyakinkan menaruh humor dalam jajaran tertinggi sikap mental positif manusia.
, humor lebih didambakan daripada kepintaran.