Hujan dan Harga, Bikin Gelisah Petani Bawang Merah di Kecamatan Reok

Oleh Nurdin, SE (Pemerhati Lingkungan dan Masalah Sosial Kelahiran Reo, Tinggal di Maumere)

Namun pertanyaan yang selalu muncul dalam benak setiap petani bawang merah di Reo Kecamatan Reok adalah apakah harga yang berlaku saat ini, bisa bertahan lama atau malah turun. Bersyukur jika saat panen harganya malah bisa lebih besar dari petani yang panen terdahulu. Karena problem klasik yang dihadapi petani adalah di saat bawang merah mulai panen berbarengan, kenyataannya harga akan jatuh serendah-rendahnya.

Hujan dan Harga, Bikin Gelisah Petani Bawang Merah di Kecamatan Reok
Bawang yang sudah diikat siap dipasarkan. Foto Nurdin.

Problem ini sudah menjadi lumrah, seperti halnya hukum “suplay and demand ” dalam ekonomi. Di saat barang berlimpah harga akan murah demikian pun sebaliknya. Namun permasalahan seperi ini harusnya bisa direkayasa melalui intervensi kebijakan pemerintah terutama dalam hal regulasi tata niaga bawang merah. Selain itu, petani sendiri seharusnya menyadari bahwa perlunya lembaga semacam kelompok tani bawang merah, yang bisa menjadi wadah bagi seluruh  petani tersebut.

BACA JUGA:
Kemederkaan: Hakikat Ada yang Belum Tuntas (Memaknai HUT Kemerdekaan RI ke-79)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More