Kalau seorang pejabat negara, memiliki resiko memikul tanggungjawab yang telah diberikan sesuai amanah atas kepercayaan rakyat dan atas ridho Allah SWT. Tanggungjawab memimpin negara dan pemerintahan. Membangun negara dan kemakmuran rakyat untuk menuju sejahtera lahir dan batin. Demikian pun besar tanggungjawab seorang Kepala daerah; gubernur dan wakil gubernur, Bupati dan wakil bupati, Wali kota dan wakil wali kota. Dan, seterusnya, kalau dipandang dari segi jabatannya.
Gangguan dan resikonya juga tidak main-main. Kekuasaan (jabatan), harta dan perempuan idaman. Dalam ideologi China, disebut “Tiga Jendela Setan” selalu mengintai seorang pemimpin untuk jatuh ke pangkuan dosa duniawi. Ini salah satu bentuk ujian hidup seorang insan sesuai dengan besar kecilnya sebuah tanggungjawab dalam menjalani hidup ini.
Seorang tenaga kerja honorer dipemerintahan selalu bersaing dalam suatu pekerjaan untuk bisa lulus CPNSD tanpa ujian berbasis computer (CUT). Namun, tantangan nya, formasi dan kebutuhan yang disiapkan sedikit dan sangat terbatas pada spesialisasi tertentu saja. Demikian pun, bagi kalangan para honorer yang bersaing ketat merebut formasi kebutuhan PPPK (P3K), di setiap bidang ilmu pengetahuan untuk bekerja di satuan pendidikan (sekolah) dan unit layanan fasilitas kesehatan masyarakat. Di Rumah Sakit, Puskesmas, dan polindes. Siapa yang kuat dalam belajar tentang aplikasi pengetahuan dan keterampilan komputer yang mumpuni, dialah yang akan menang dan memperoleh nilai akademik tinggi, sesuai dengan persyaratan perangkingan (passing grate). Sebaliknya, bagi yang belum mendapat kesempatan dan peluang, masih diberi waktu sesuai dengan tuntutan formasi kebutuhannya. Syaratnya, evaluasi diri dan banyak berefleksi dalam bersaing untuk keluar sebagai pemenang. Jangan pernah putus asa. Kalau putus asa, maka peluang dan kesempatan akan berlalu dari padanya. Dan, bermutasi ke orang lain yang merasa percaya diri tinggi dalam berjuang demi ujian hidup.