Namun, setiap insan semakin hari semakin tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa, pasti setiap orangtua memiliki kebanggaan tersendiri. Kalau si anak, memiliki karakter, dan keteladanan dalam hidupnya. Berprestasi dan berakhlak baik dan mulia. Rajin mengerjakan tugas rumah, rajin membantu orangtuanya. Menyayangi diri sendiri dan orangtua, guru, dan sesama. Tidak boros. Disiplin di sekolah, di rumah dan di jalan.
Berintentegritas. Tidak terpengaruh oleh teman bergaul yang membawa ke arah hidup yang mengganggu masa depan dan masa sekolah. Ikut terlibat dalam organisasi OSIS. Pandai dan piawai menggunakan waktu yang diberikan oleh orangtua dan sekolah. Pandai memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada. Tidak kelelar kaleler, seperti binatang jalang di tengah malam. Atau hidup seperti Kelelawar di malam hari, menungguh fajar menyingsing baru kembali ke sarangnya.
Selalu ada panduan hidup. Sekalipun begitu besar dan dahsyatnya ujian hidup setiap anak manusia. Apapun tantangannya harus dikontrol dan dihalau. Sebab, kalau tidak dapat dihalau, ditekan hawa nafsu manusiawi kita akan perlahan nan pasti dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan hidup; mental menuju kedewasaan untuk berpikir, bertindak, untuk berinisiatif, dan menarik suatu kesimpulan tentang kepastian masa depan yang cerah (madece). Sebaliknya, akan termakan oleh gangguan hidup, berupa tantangan hidup dan lambat laun akan kalah dalam persaingan dan perjuangan hidup serta ujian hidup, masa depan suram (madesu).
Tak terasa, lama kelamaan, sepanjang hidup setiap insan senantiasa ditantang untuk meraih mimpi masa depan yang indah. Dipacu oleh pengalaman belajar. Kemerdekaan belajar yang disiplin dan hidup teratur.