‘Hidup Enak’ Jadi Koruptor
Oleh Arnoldus Nggorong, Penulis adalah alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo
Penerimaan masyarakat terhadap koruptor jenis ini lebih bagus ketimbang seorang rakyat jelata yang disebut pencuri ayam. Lebih dari itu, walaupun bekas nara pidana korupsi, namun tetap mendapatsambutan yang hangat. Contoh yang paling terang benderang adalah Anas Urbaningrum yang disambut begitu meriah oleh para pendukungnya ketika dia keluar dari penjara (detik.com 11/4/2023).
Keempat, mereka yang terjeratdalam kasus rasuah tersebut hanya kerena kesalahan administrasi. Dengan kata lain, korupsi, lagi-lagi, terjadi cuma karena kurang teliti dalam hal administrasi, keliru mencatat (keterlanjuran menekan tuts-tuts angka di keybord komputer). Dalam istilah yang elegan, malaadministrasi.
Diformulasikan dalam bahasa Haryatmoko, korupsi seakan-akan hanya menjadi kemampuan membuat laporan keuangan atau kemampuan melakukan transaksi tanpa meninggalkan tanda bukti.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa bagi yang lihai membuat laporan keuangan diyakini pasti bebas, sedangkan bagi yang kurang terampil membuat laporan akan terjerat hukum.