Hery G. Nabit, Bupati Kab. Manggarai: Eksodus dan Hijrah, Jalan Utama Kamelus Deno
Eksodus, karena dia keluar dari kepentingan dirinya sendiri menuju pengabdian sehabis-habisnya bagi ase kae Manggarai. Untuk itu dia harus HIJRAH, harus BERJALAN, TIDAK TERPAKU NYAMAN DAN AMAN HANYA PADA SATU TEMPAT. Selalu berjalan dan berjalan!
Kamelus meninggalkan kemapannnya di Kupang. Apa yang kurang, tidak ada! Dia seorang doktor ilmu hukum. Dicatat sebagai dosen berprestasi. Memiliki istri dan empat orang anak. Yah, apa yang kurang? Tidak ada!
Tapi dia memilih eksodus, dia hijrah ke ibundanya, yaitu tana dading Manggarai. Tentu ini keputusan berani yang akhirnya saya sendiri pahami setelah menyaksikan keikhlasannya membangun Kabupaten Manggarai. Yaitu, keberanian karena etos eksodus, yaitu selalu mencari dan menemukan yang terbaik bagi tana dading, ibunda kehidupan.
Bukankah ini sebuah kayakinan dasar yang adalah sebuah panggilan luhur sebagai seorang ahli waris bumi Manggarai? Bukankah ini adalah tujuan anak-anak Manggarai yaitu membahagiakan ibunda yang memberinya kehidupan?
Benar, bahwa Kamelus eksodus ke Manggarai untuk sebuah kompetisi dan pertarungan politik. Tapi saya yakin, semua itu dilakukannya HANYA sebagai SARANA untuk memberikan yang terbaik bagi tana dading Manggarai.