
Harmoni di Panggung Sekolah
Oleh Febri Nagut, Staf Pengajar di SMAS St. Gregorius Reo
Sutradara pementasan, Anriana Kalulu Sengga Langga, mengatakan tema Harmoni? dipilih karena sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda.
“Nilai persatuan yang diikrarkan para pemuda tahun 1928 itu masih sangat relevan sekarang,” ujarnya. “Lewat teater, kami ingin mengingatkan kembali bahwa perbedaan bukan penghalang untuk bersatu.”
Bagi Anriana, pementasan ini bukan sekadar acara sekolah, tapi bentuk refleksi bersama. “Lewat cerita yang menyentuh hati, kami ingin menginspirasi penonton untuk lebih menghargai perbedaan dan bekerja sama mencapai tujuan bersama,” tambahnya.
Namun di balik pertunjukan yang tampak rapi, proses menuju panggung tidak selalu mudah. Latihan dilakukan di sela jam pelajaran dan sepulang sekolah. Para pemain sering kewalahan menghafal dialog dan menguasai gerak. “Waktu latihan terbatas, ruang luas tapi penuh aktivitas lain. Anak-anak harus pandai membagi waktu,” kata Anriana.
Beberapa anggota juga kesulitan menjiwai karakter mereka. “Tidak mudah memainkan peran yang begitu emosional,” ujar Tiara. “Kadang kami mengulang satu adegan berkali-kali sampai benar-benar terasa pas.”
