Hari Komunikasi Sedunia

Fransiskus Ndejeng*

Para jurunalis mengambil bagian dengan berabekaragam berita yang menarik mewartakan persoalan keluarga, terutama di kalangan selebriti dan publik figur lainnya. Intinya, komunikasi antara suami isteri dan anak-anak terganggu dan terputus satu sama lain. Keluarga tidak bahagia, sekalipun, memiliki harta dan uang  yang banyak, tidak menjamin langgengnya kehidupan rumah tangga di jaman ini.  Sebab, memanfaatkan sosial media sebagai alat komunikasi yang tidak tepat dari pasangan suami isteri, ketika terjadi kesalahpahaman dalam menyampaikan pesan dan diterima oleh publik secara bebas, meruncing, ada yang pro dan ada yang kontra. Menjadi viral dan terjadi keretakan dalam komunikasi keluarga suami isteri dan berpengaruh pada perilaku dan mainset anak di rumah, anak akan mencari kesenangan di luar rumah. Karena rumah tidak lagi menjadi Sorga bagi mereka.

Jaman ini memang jaman Edan dan benar-benar edan. Dipikirnya untuk mencari solusi di media sosial, eh, ternyata memperburuk situasi dan hubungan komunikasi diantara dua pihak dalam keluarga. Memanfaatkan sosial media yang tidak bijak untuk berkomunikasi bagi suami isteri yang sedang bertikai membawa ujung maut keretakan yang hampir setiap hari terjadi di kalangan keluarga di muka bumi ini. Memang, kalau ditelusuri persoalan mandeknya komunikasi di ruang privasi keluarga sejak jaman dahulu kala. Namun, berbeda eranya. Dahulu kala kalau ada persoalan tersumbat komunikasi di dalam ruang keluarga, suami isteri, maka yang tahu hanya di kalangan terbatas saja. Tidak sedasyat jaman ini. Semua persoalan komunikasi bisa diselesaikan secara terbatas di kalangan keluarga terdekat saja. Berbeda dengan jaman ini, semua sumbuh persoalan komunikasi keluarga, suami isteri, dilempar ke ruang publik sosial media. Menimbulkan permasalahan komunikasi yang tidak pernah berakhir. Sejalan dengan gaya hidup orang moderen. Semua orang tahu, dan memberikan komentar yang rata-rata tidak etis, berbicara sebebas jidatnya. Hanya beberapa saja memberi spirit dan doa agar timbul  suasana tenang, dingin, dan coling down. Tidak memanas-manasi.  Apalagi kata -kata  yang keluar mulut sosmed seolah olah memberi kutukan. Padahal kejadiannya sederhana saja, masih  bisa diatasi secara pribadi kalau tidak diketahui orang di luar sana, di ruang publik, ruang sosial media. Facebook, istagram, dan grup lainnya.

BACA JUGA:
Membangun Gaya Hidup Sederhana Sebagai Benteng Melawan Korupsi
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More