Terjadi komunikasi dalam keluarga antara suami isteri yang ikut memporak porandakan dunia komunikasi keluarga. Semakin kompleks , hilang rasa privasi diri yang seharusnya dilindungi, berujung pada pertikaian menuju ke perpecahan rumah tangga alias cerai. Misalnya; kasus sepasang suami isteri pengacara terkenal di tanah air saat ini sedang bergulir di sosmed, Direktur, Pemilik Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron, heboh lima bulan belakang ini, hidup rumah tangga bagai telur diujung tanduk. Karena sering digoreng dan digiring oleh media sosial. Bagi yang paham dan pro, mohon untuk mendoakan agar persoalan cepat berlalu dan berdamai.
Masih banyak masalah komunikasi rumah tangga yang sedang terjadi saat ini, di sekitar lingkungan keluarga kita, menyampaikan segala macam keunekan yang terjadi setiap hari di media sosial. Penulis angkat sebuah kasus; seorang ibu Rumah Tangga muda berumur masih produktif sekitar tiga puluhan tahun, memiliki dua orang putra putri, sering mengungkapkan perasaan di sosial media Facebook karena kesal dengan sikap suami yang suka minum mabuk pulang rumah sering marah marah kepada isteri. Lalu, ditanggapi beranekaragam dari netizen. Ada yang kesal, ada pro kontra, dan bermacam cara memberi komentar secara luas dan menyakitkan. Sang istri tidak sadar, bahwa media sosial adalah sebuah silet dan racun. Semua orang akan tahu persoalan dan privasi pribadi keluarga kita, yang seharusnya tidak perlu diketahui di luar dinding rumah tangga kita.