Ketiga. Memberi perhatian lebih pada keluarga. Keluarga itu dibangun di atas pondasi sakramental , suci, bukan tanpa tantangan dan gangguan yang senantiasa datang menghadang. Namun, sesibuk-sibuknya, kita di dalam berkarya, senantiasa memperhatikan keluarga. Keluarga dibangun di atas wadah komunikasi intens secara batiniah, bukan saja jasmaniah dengan ukuran harta benda dan berkecukupan uang untuk membangun mahligai rumah tangga.
Sekali lagi, tidak! Ini menjadi tantangan dan gangguan jaman ini. Saling memberi perhatian yang bermutu untuk keluarga. Perhatian bersama kepentingan anak-anak bukan saja didominasi si isteri sebagai ibunya, tetapi si suami sebagai ayahnya, perlu memberi perhatian untuk anak-anaknya, anak membutuhkan seorang tokoh model yang dapat menunjukkan kewibawaan sebagai anak laki-laki maupun anak perempuan. Tidak mencari kesenangan di luar rumah ketika tidak harmonis hubungan keduanya, yaitu orangtua dan anak. Apalagi memanfaatkan sosmed untuk mencari kompensasi dan pemecahan masalah. Itu tidak tepat.