“Porang sekarang sudah jadi sampah. Kami lebih memilih fokus memetik kopi dan panen kemiri yang walau harganya tidak sebesar Porang di awal namun tetap stabil,” kata Mama Rosalia Daje di Tureng kepada penulis.
Porang hadir menjanjikan surga dengan harga selangit tapi berujung jadi sampah.
Langkah Pemerintah Setengah Hati
Jokowi belum lama ini memanggil para jajarannya untuk membuat ketetapan harga terhadap beberapa hasil pertanian masyarakat termasuk Porang.
Langkah Presiden tersebut sangat baik sebagai bentuk keberpihakannya kepada petani. Tetapi langkah tersebut digagas saat Pandemi Covid-19 belum benar benar usai dan efek perang Rusia versus Ukraina masih terus mencekam dunia salah satu efeknya harga Minya dunia naik. Belum lagi disusul keputusan Jokowi menaikan harga BBM bersubsidi karena alasan subsidi pemerintah terhadap BBM bersubsidi naik tiga kali lipat.