TIGA daerah yaitu Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat pada 2019 lalu disengat bau busuk Porang. Momen itu eforia petani menanam Porang luar biasa tinggi. Hal itu dipicu oleh iming-iming harga Porang yang sangat tinggi. Biji katak Rp300 ribu, sedangkan umbinya Rp170-an ribu.
Untuk meningkatkan hasil Porang, petani di tiga daerah tersebut bahkan memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami Porang. Alhasil bau menyengat Porang pun tak terhindarkan bahkan bisa menembus masuk ke kamar tidur.
Kalimat penghibur populer masyarakat ketika itu untuk meredam kegelisahan akibat bau menyengat tersebut adalah, “Tidak apa-apa, ini bau uang”.
Tak hanya itu, lahan tidur pun dijajal tanaman Porang oleh petani. Lebih ekstrim lagi, beberapa petani mengambil langkah nekat. Mereka menebang pohon kopi demi menanam Porang yang dijanjikan harga selangit, saat itu.
Setahun setelah itu, masyarakat terbuai harga fantastis Porang. Porang hutan pun diburu untuk dijual agar mendapatkan uang. Tapi porang yang ditanam petani baru bisa dipanen dua tahun kemudian.