Hannah Arendt: Menilai Tindakan Politik dan Pencaharian Makna

Karakter Etis dari Penilaian Reflektif an Pencaharian Makna

Menghormati perspektif orang lain dan percaya akan kemampuan semua orang sangat nampak dalam seluruh tulisan Arendt. Bagi Arendt,batasan etis dari semua penilaian adalah perbuatan atau perkataan yang bertahan dalam dunia manusia. Hal itu berarti, penilaian kita bersifat duniawi,  perhatian yang kusus pada dunia partikular demi kebaikan ruang publik. Arendt juga menegaskan bahwa penilaian seseorang hendaknya dikonfrontasiakan dengan orang lain dalam sebuah diskusi terus menerus.

Jelas bahwa Arendt mengadvokasi tindakan dan penilaian. Karakteristik etis dari dari penilaian reflektif Arendt adalah penilaian itu selalu mempertimbangkan apa yang dibawa oleh sebuah tindakan dalam dunia bersama dan juga apa kata orang lain tentang tindakan yang sama.

Catatan penulis

Hannah Arendt mempunyai ide damai dan kondusif. Sebagai pemikir wanita, ia sungguh memiliki ketertarikan pada sesama. Dalam hal ini, ia sungguh mengapresiasi kehidupan bersama. Baginya, semua orang memiliki hak untuk berbicara dan bertindak. Ini jelas mengganggu kekokohan budaya patriarkat yang cenderung menomorduakan perempuan. Buah pikirannya juga amat membantu untuk orang-orang zaman ini ditengah derasnya arus penipuan (Hoax). Arendt sekali lagi menghendaki kita supaya mampu berpikir kritis dan alternatif. Ia mengajarkan kita untuk bisa menemukan makna dalam setiap tindakan dan pembicaraan berdasarkan dialog yang kondusif dengan sesama. Arendt, hemat saya, sungguh mengapresiasi kehidupan berkomuniatas. Hari Ibu hendaknya dimaknai dalam suasana seperti dimaksudkan Hannah Arendt. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga dan melindungi dalam komunitas dunia. Pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan adalah tantangan bersama yang mesti kita perangi. Kita pada moment ini tidak diharapkan sekedar mengucapkan selamat tetapi mesti sampai pada menjaga keselamatan perempuan sebagai sosok rentan dengan aneka persoalan.

BACA JUGA:
Suara Tawa pada Tragedi “Babak Tambahan” (Jangan Tertawa Kalau Kau Masih Menangis!)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More