Kita tahu apa dan bagaimana kegelisahan seorang pemimpin kalau rakyat menderita penyakit gizi buruk, menyebabkan stunting . Sebab, ada saja beraneka faktor memengaruhi stunting di Negara ini secara umum dan di NTT khususnya, ada kesan kebatinan yang amat tajam yang seakan akan mengganjal dalam memoles setiap kebijakan pemerintah, baik pempus maupun kabupaten kota. Ada upaya intervensi kebijakan dan program kerja untuk menurunkan kasus gizi buruk dan stunting itu selama ini. Sampai-sampai gubernur Viktor Bungtilu Leiskodat, mengancam memukul para Bupati apabila tidak bisa mengatasi dan menurunkan masalah penyakit stunting. Wajar pernyataan ancaman yang dikeluarkan dari mulut sang gubernur yang bekerja keras untuk membawa daerah ini menuju kemajuan dan kesejahteraannya. Disebabkan karena provinsi NTT tertinggi menempati prosentase stunting di Indonesia dari 15 provinsi dengan prevalensi rangking satu dan dua ada di dua kabupaten, yaitu TTS dan TTU.
Penulis berpandangan bahwa, sampai kapan pun, kita selaku pemilik daerah ini, disebut Nusa Cendana( di Pulau Timor), Kuda Sandelwod( Pulau Sumba ), Kenari ( pulau Alor Pantar), Lembata ( Ikan Paus), Semana Santa( Flores Timur), Gong Wani dan Waduk Napun Gete( Sikka), Kelimutu( Ende), Waduk Aesesa- Bendungan Sutami ( Nagekeo ), Pesona Seribu Pulau Indah di Riung( Ngada). Atau Negeri Selimut kabut awan di Ngadha. Pantai Padang Belantara Mau Sui di Mbo Lata( Matim), atau pun Bunga Teratai Jumbo indah menawan di danau Rana Tonjong di Bagian Utara Matim. Situs Penggalian Manusia asli Flores Mandosawu di Liang Bua, dan Negeri di atas Awan di Wae Rebo( Manggarai ), dan Negeri Seven Wonders, tujuh keajaiban dunia ( Manggarai Barat). Terkenal dengan varanus Komodoensis. Sabu Rai Jua terkenal dengan gula khas asli Sabu, atau Kampung Adat Fuji Ratu di Sabu Timur dan kampung Namata. Dan Ronda ( Rote Ndao) terkenal dengan pariwisata “Surganya Bahari”.