Gubernur NTT  “Urut  Dada”

Oleh:  Fransiskus Ndejeng

Berbeda dengan keadaan rakyat jaman ini, disebut jaman reformasi dengan akses pembangunan berpusat di daerah, secara dekonsentrasi dan sistem pemerintahan otonomi, dari era sentralistik  ke era dekonsentrasi dan  otonomi. Semua format kebijaksanaan ada di daerah dengan berbagai rancangan anggaran yang  disusun oleh pemerintah daerah kabupaten  kota dan provinsi. Paradigmanya sudah berubah hampir menginjak rentang waktu  25 tahun era sistem pemerintahan otonomi daerah. Anggaran disusun berdasarkan kebutuhan suatu daerah melalui persetujuan paripurna  DPRD Provinsi, dan Kabupaten/ Kota.

Obsesi paket gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Yosef Nae Soi, begitu besar dan ambisius untuk membawa rakyat daerah ini lebih maju, sejahtera dan berkarakter kerja keras. Dengan beraneka pendekatan dan metode yang digalakkan. Dengan program menanam tanaman ajaib “ Kelor”, dan sampai saat ini diekspor ke negara lain. Produk sabun dan sampo dari daun kelor, yang digunakan oleh sebagian masyarakat NTT sampai saat ini. Memperluas areal peternakan Sapi di Pulau Timor dan Sumba. Dan tempat lainnya. Menghasilkan produk minuman khas lokal dari Sopi asli disuling lagi untuk menghasilkan minuman berkelas dunia, bernama “Sopia”. Dibidang pertanian dan perkebunan memperluas areal tanaman jagung untuk cadangan makanan ternak yang lebih terjangkau dengan kerjasama para petani dan dukungan bank daerah , seperti Bank NTT.

BACA JUGA:
Urgensi Pemberdayaan Politik Kelompok Rentan di Sikka
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More