Gubernur NTT  “Urut  Dada”

Oleh:  Fransiskus Ndejeng

Fransiskus Ndejeng
Penulis adalah seorang praktisi pendidikan, pengamat sosial dan pendidikan. Tinggal di Labuan Bajo. Jl. Bandara RT/RW: 001/001, Kelurahan Waekelambu.

 

Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur “mengurut dada”.   Mengapa ? Sebagai seorang pemimpin yang hadir dengan karakter yang kuat, tegas, dan keras, dalam memimpin daerah ini;  berdasarkan visi NTT bangkit, menuju kesejahteraan rakyat, kelihatannya tidak semudah apa yang diucapkan dan  dituliskan dalam frasa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah  (RPJMD) seorang gubernur dan wakil gubernur, sejak tahun 2018, setelah  dilantik,  menggantikan Drs. Frans Lebu Raya, sebagai  Seorang mantan gubernur NTT dan sekaligus mantan guru pa  Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat, M.H. sebagai Gubernur untuk masa Bhakti 2018-2023.

Artikulasi istilah, ungkapan “Urut Dada”  berarti mengurut dada, mengusap dada, karena merasa kecewa, sedih, susah, dan sebagainya(KBBI, 2021).  Ini dapat dirasakan oleh  seorang pemimpin di  daerah Flobamorataju (Flores, Sumba, Timor, Alor, Ronda dan Sabu Rai jua) ini;  yang berpenduduk sekitar 5, 7 juta lebih ini. Karena status yang satusnya miskin ekstrim  pada tahun 2021.  Kelihatannya ia amat kecewa, atau  kecewa sekali, merasa sedih, susah sekali, karena hampir setiap tahun selalu berlangganan dengan sebutan negative status kemiskinan ekstrim itu.  Padahal sejak awal terpilih ia berkomitmen untuk menghapus status miskin di NTT yang dikenal dengan pulaunya yang banyak. Ia bercita-cita membahwa masyarakat NTT untuk menjadi lebih sejahtera.

BACA JUGA:
Jumlah Pemilih Sementara di Pilkada Manggarai Sebanyak 220.594
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More