Golput Pilkada 2020 Diprediksi Meningkat, Ini Penyebabnya

Meningkatnya permintaan penundaan pilkada di tengah pandemi, lanjut dia, harus dipahami bahwa ini akan menjadi sumber golput. Dari fakta itu, maka bisa diprediksi ancaman pilkada tahun ini adalah meningkatnya angka golput tersebut.

“Tetapi buat saya kalau keputusan politik diambil dengan asumsi makin meningkat permintaan penundaan terutama dari warga yang akan menghadapi pilkada di tahun ini itulah sumber golput terbesar kita. Jadi ancaman pilkada di 270 wilayah di tengah bencana ini adalah meningkatnya golput. Jadi 65% di bulan Juli yang minta penundaan adalah sumber golput terbesar,” tambahnya.

Menurunnya partisipasi publik dalam pilkada, menurut Burhanuddin, artinya legitimasi pemenang pemilu di tengah pandemi juga akan berkurang. Menurutnya, antara pilkada dan pandemi, dua hal yang jelas berlawanan. Dua hal ini rumusnya berbeda. Pandemi menuntut adanya absensi atau ketidakhadiran sedangkan pilkada menuntut besarnya partisipasi.

“Dengan perbedaan mendasar rumus pilkada dan pandemi ini pemerintah dan DPR terlalu memaksakan gelaran pesta demokrasi tersebut. Implikasinya ancaman golput akan meningkat. Jadi dua hal yang tidak bisa dikawinkan tapi oleh pemerintah dan DPR dipaksakan berjalan,” tutup Burhanuddin. (M-1)

BACA JUGA:
MK Putuskan UU Ciptaker Bertentangan dengan UUD 1945, IP3 Desak DPR dan Pemerintah Minta Maaf
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More