Gerimis di Kota Tua, Sebuah Kerinduan Untuk Pulang Pada Tanah Ketuban

Oleh: Ati D

Ema jantong hati e…
Walau jarak terlalu jaoh di pandang mata
Me cinta torang selalu dekat di hati mo urat nadi
Yakinlah, waktunya tiba
Ana pasti bale pelo ema
Di nagi tanah manise

Nuansa kebudayaan ini menjadi sesuatu yang menarik, yang mengantar pembaca khusunya para kaum milenial seolah dipanggil pulang untuk melihat lebih dekat dan menggali khasana lokal. Selain itu pembaca akan disuguhkan nafas romantika yang tetap berbalut budaya meskipun kumpulan puisi ini terlihat sederhana dan beberapa potongan puisi cinta yang lebih dekat dilihat sebagai catatan perjalanan asmara penulis.

Dalam pengantarnya Yolan Tukan menulis, “Kumpulan puisi ini rata-rata ditulis pada tahun 2020, dengan kemampuan seadanya dan tekat yang sepenuhnya. Kekurangan-kekurangan, kesalahan-kesalahan, dan kekeliruan dalam buku ini tidak dapat dihindari. Maka diharapkan bisa merangsang para pemerhati sastra untuk memberi kritikan-kritikan guna perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Akhirnya, buku ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap puisi-puisi ini menjadi sahabat pembaca dalam segala situasi dan memberi manfaat bagi perkembangan minat terhadap karya-karya sastra anak negeri.” Di luar segala kekurangan itu, tekat sang penulis pantas diapresiasi dan mampu memberi motivasi bagi kaum muda dalam menulis. Buku ini adalah sebuah langkah awal yang baik.

BACA JUGA:
Paman Dukung Nathalie Ceraikan Sule, Alasannya pun Diungkap
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More