Gereja Tua Lengko Ajang Modifikasi Arsitektur Neo Gothik Eropa dan Rumah Adat Manggarai Raya yang Eksotis Bikin Warga Dunia Jatuh Cinta

Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas & Florespos.net, dan Penulis Buku)

“Pihak Paroki belum melakukan renovasi karena itu tadi, selain Gereja Tua ini menjadi situs wisata religi, juga pada titik tertentu  di mana Gereja Tua ini berdiri selalu tergerus  seiring struktur tanah bangunan yang mengalami perubahan karena di bawahnya ada rawa-rawa,” kata Pater Piter.

Jangan Dibongkar

Sejumlah pihak menyatakan kekaguman dengan arsitektur bangunan gereja tua Lengko Ajang, dan bahkan tak sedikit warga meminta para pihak yang berotoritas agar bangunan bersejarah itu jangan dibongkar.

Permintaan agar bangunan Gereja Tua itu jangan dibongkar antara lain disampaikan seorang Imam Diosesan Keuskupan Agung Ende yang saat ini menjadi Misionaris Fidei Donum untuk Keuskupan Basel, Swiss RD. Stefanus Wolo Itu sebagaimana ditulis dalam laman facebook penulis, demikian petikannya  “Model asli ini(Gereja Tua, Red)  harus dirawat, jangan pernah dibongkar. Ada banyak makna historis dan teologis tentu saja,” tulis Romo Stef Wolo Itu.

Kubah Utama Gereja Tua Lengko Ajang yang menyerupai atap rumah adat dan lodok lingko (kebun komunal) dalam tradisi pembagian tanah atau ladang di kalangan orang Manggarai raya yang menyerupai sarang laba-laba. Gambar diambil pada Senin (5/6/2023). Foto Patricia Putry.
BACA JUGA:
Bagi Seskab Pramono Anung, Ibu adalah Nyawa Dunia
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More