Gereja Tua Katedral Santo Yoseph Maumere; Kita Berteduh di Bawah Atapnya
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis dan Anggota Tim Penulis dan Editor Buku 150 Tahun Paroki Katedral Maumere)
Pertama, Santo Yoseph Maumere merupakan stasi pertama dari Paroki Larantuka yang menjadi pusat pelayanan ajaran Katolik di Flores Bagian Tengah dengan pastor pelayanannya RP. Cornelis J. Omzigt, SJ. Sebagai sebuah stasi sendiri, Pater Omzigt bersama umatnya mulai membangun juga sebuah gereja.
Kedua, atas permintaan Pater Metz, pembesar misi di Larantuka kepada Uskup Caessens di Batavia agar Maumere ditingkatkan dari Stasi ke Paroki, maka pada tanggal 8 Desember 1887, Stasi Maumere diresmikan menjadi sebuah Paroki dengan nama pelindung parokinnya St. Yoseph. Paroki ini dipimpin oleh Pastor Parokinya RP. Cornelis Omzigt, SJ yang juga diakui oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pada saat itu juga diresmikan gereja yang dibangunnya yaitu Gereja St. Yoseph. Gereja ini juga tercatat sebagai salah satu Gereja tertua di Indonesia, walaupun gereja itu telah diporakporandakan oleh gempa bumi dan tsunami 12 Desember 1992, namun telah direnovasi secara bertahap walaupun belum selesai.
Ketiga, sejak pastor paroki pertama RP. Cornelis Omzigt, SJ dalam 150 tahun ini para pastor paroki yang bertugas baik sebagai pastor paroki, maupun sebagai pastor rekan berjumlah 65 orang. Dari 65 orang tersebut, 40 orang di antaranya meninggal dunia, dan 25 orang masih hidup. Suatu kebanggaan pula bahwa dari 65 orang yang pernah bertugas di Paroki Santo Yoseph Maumere, ada 2 di antaranya terpilih menjadi Uskup yakni Mgr. Gabriel Manek, SVD yang pernah bertugas sebagai pastor rekan dari 1941 sampai 1948, dan kedua Mgr. Edwaldus Martinus Sedu uskup Maumere saat ini yang pernah menjadi pastor rekan dan pastor paroki pada era 90-an.