Gereja Tua Katedral Santo Yoseph Maumere; Kita Berteduh di Bawah Atapnya

Oleh  Walburgus Abulat (Jurnalis dan Anggota Tim Penulis dan Editor Buku 150 Tahun Paroki Katedral Maumere) 

Ajakan Pastor Paroki Santo Thomas Morus ini, seakan menyadarkan  semua elemen warga, terutama umat Katolik di Paroki yang sudah berusia 150 tahun ini bahwa  kita semua pernah berteduh di bawah atap Paroki dan Gereja Tua Santo Yoseph Maumere dalam pelbagai dinamika kehidupan gereja dan penghayatan iman termasuk praktik toleransi dan praktik penghayatan ekumenis yang terbina baik selama ini.

Dalam konteks ini, tak salah kita semua mendendangkan Lagu Gereja Tua ciptaan Benny Panjaitan dan lantang berseru pada lirikan bermakna KITA BERTEDUH DI BAWAH ATAPNYA. Ya, kita berteduh di bawah atap yang sama yakni menjungjungi toleransi antaragama sebagaimana yang dipraktikkan di Paroki Katedral St. Yoseph Maumere selama ini. Kita juga berteduh di bawah atap yang sama yakni  pada empat pilar kebangsaan yakni  Pancasila, UUD 1945,  NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Profisiat Paroki Katedral Santo Yoseph Maumere atas usia 150 tahun. Ad Multos Annos.***

BACA JUGA:
Ajang JUMPA Siswa SMAS St. Gregorius Reo Bikin Kasek Romo Yoris dan Guru Jatuh Cinta
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More