Gereja Tua Katedral Santo Yoseph Maumere; Kita Berteduh di Bawah Atapnya

Oleh  Walburgus Abulat (Jurnalis dan Anggota Tim Penulis dan Editor Buku 150 Tahun Paroki Katedral Maumere) 

Selain dua praktik dan aksi konkret di atas, juga ada contoh yang memperkuat bahwa Paroki Katedral St. Yoseph Maumere menjadi model dialog dan praktik toleransi  serta perwujudan ekumenis dapat dilihat dari aksi nyata tatkala Pastor Paroki RD. Polykarpus Sola menerima tugas sebagai Ketua Pelaksana III saat Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang diselenggarakan oleh Gereja GPPS Maranatha di Lapangan SMK Santo Gabriel Maumere dan Seminar Ekumene yang dilangsung di Gereja Santo Thomas Morus pada tahun 2016.

Dalam KKR ini, struktur Kepanitiaanya di antaranya  Pastor Paroki Santo Thomas Morus Maumere RD. Laurens Noi sebagai Ketua Pelaksana I, Pendeta Ibrahim (Ketua Pelaksana II),dan Pastor Paroki Katedral St.Yoseph Maumere RD. Polykarpus Soladipercaya sebagai Ketua Pelaksana III.

Berkat kekompakan para ketua dan koordinasi yang baik dengan Pendeta Paulus Gua Mithe dan jajaran Pengurus Gereja Maranatha maka pelaksanaan KKR yang menghadirkan narasumber dari Amerika saat itu berhasil baik.

Praktik dialog, toleransi dan penghayatan ekumenis seperti di atas terus dilakukan para pastor Paroki Katedral St. Yoseph selanjutya yakni RD. Marsel Wera, dan Pastor Paroki saat ini, RD. Yohanes Satu Ndopo.

BACA JUGA:
Satukan Tanah dan Air di Titik Nol IKN, Jokowi Ungkap Maknanya
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More