Gereja Tua Katedral Santo Yoseph Maumere; Kita Berteduh di Bawah Atapnya
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis dan Anggota Tim Penulis dan Editor Buku 150 Tahun Paroki Katedral Maumere)
Umur 150 tahun adalah tanda kasih Allah yang menakjubkan, dan pada sudut rasa syukur ini, kita pun tidak boleh mengabaikan campur tangan kasih Allah pada prestasi hidup ini, pada perayaan manusiawi, usia 150 tahun paroki. Kita tidak berarti apa-apa tanpa kasih Allah sebagaimana Abraham tetap memegang janji setia Allah dalam seluruh suka duka hidupnya.
Kedua, hidup ini adalah jalan murid Yesus satu pada murid yang lainnya, pada ajakan untuk tetap mengikuti Yesus hingga akhir hayat. Dalam semangat keluarga kudus, kita terpanggil untuk bisa menjadi rasul kasih dan kerahiman cinta Allah bagi dunia yang mulai kehilangan rasa cinta dan kehampaan keputusasaan.
Peringatan HUT Paroki ini adalah ajakan untuk tidak mendiamkan iman kasih Allah untuk menguatkan diri kita dalam bimbingan Roh Kudus serentak meneguhkan orang lain yang ada dalam perjalanan hidup kita, seperti Simeon menantikan kedatangan sang Juru Selamat.
Ketiga, kita terpanggil untuk meneladani nasihat Paus Fransiskus untuk melawan segala praktik ketidakadilan, kekerasan dan penindasan di tengah masyarakat. “Apa artinya kita berpesta ria atas usia 150 tahun paroki lalu kita melupakan orang-orang yang terpinggirkan dan tersisihkan, dan menjadi bagian dari praktik ketidakadilan dan kekerasan itu sendiri. Marilah kita menyatakan sikap iman yang tulus dan lurus, dan kita tidak menjadikan iman sebagai jalan untuk membungkus kebusukan ketidakadilan,” kata Uskup Ewald, seraya mengajak elemen umat untuk bertolak ke tempat yang dalam seperti ziarah keluarga kudus Nazareth serentak menjadikan Gereja kita sebagai tanda yang hidup dan yang menyelamatkan.