Gerald Bibang: RAHASIA TUBUH
Puisi-puisi berikut adalah karya Gerald Bibang. Pojokbebas.com mendapat kesempatan dari penulis untuk menerbitkan puisi-puisi ini.
Puisi-puisi berikut ini menyajikan cinta kepada kita. Cinta yang bergelora tidak dalam hiruk pikuk hidup, tapi dalam keheningan malam. Cinta yang begelora di pagi yang merekah. Cinta itu bergelora dalam kata yang tidak terucap, sebab ia berada jauh dalam lubuk sanubari.
Selamat menikmati.
TANPA KELAMBU
dalam kamar tanpa kelambu
sang perempuan paruh baya terbaring sendiri
tubuhnya berlumuran cerita
oh suara malam yang berdesir
catatlah tempat ini di mana aku tergeletak, desahnya
kirimkan kepadanya di sana
aku di sini sendiri tapi tidak sendirian
SERETAN WAKTU
bagaikan rumah tak berpenghuni
begitu ia merasakan saat melangkahkan kakinya ke ruangan itu
berjuta rasa datang dan pergi mengalir dari situ
tenggelam dalam kertas putih yang kabur
ketika beberapa baris kata hendak mengekalkannya
suara-suara nostalgia terngiang tak terbendung
melewati seretan waktu yang cemas
oh apakah ini yang disebut cinta?
NANCAP
narasi kami sudah dimulai melalui turunnya hujan
ketika airnya mulai naik melewati batas-batas jalan
suara hati bergelora bertambah nancap
kami melewati malam itu dalam frekwensi yang mengasah bunyi sunyi
menghujam ke dalam bayangan kata-kata yang tak terucap
tak kuasa kami keluar dari inti narasi
cinta telah menyata di lubuk sanubari kami
KICAU MURAI
sayatan sunyi pada pagi
saban hari, dari pagi ke pagi lagi
tertegun aku mendengar kicau murai
dari jauh, sayup-sayup sampai
bunyi yang menusuk ke dalam kata
kepadamu, oh kekasih
aku tak pernah berkata untuk berhenti mencinta
RAHASIA TUBUH
bibir perempuan itu menabuh kata-kata
mulai komat kamit mengunyahnya
tak hendak ia mengaburkan batas kegelapan antara bahasa dan aksara
hanya berniat membakukan kata menjadi rahasia tubuh
agar kata yang menjelma cinta tersemai di dalam kalbu