Georgius Soter Parera, SH, MPA; Gone But Not Forgotten
(Lela, 22 April 1949; + Kupang, 21 Januari 2021)
Di asrama Seminari Mataloko, kami tidak banyak bergaul dan berinteraksi karena beda kelas dan beda asrama. Sepertinya ada peraturan atau larangan bahwa anak-anak SMP dan SMA tidak boleh bergaul. Jadi ada jarak yang cukup jauh antara kami anak-anak culun di SMP dengan kakak-kakak yang hebat-hebat di SMA.
Bertemu lagi di Ende
Pada pertengahan tahun 1968, Soter meninggalkan seminari. Hubungan persahabatan kami terputus. Akan tetapi kemudian pada akhir 1971, waktu saya mulai bekerja di Penerbit Nusa Indah di Ende, saya bertemu
lagi dengan Soter. Saya dengar dia guru di STM Ndona, kemudian pindah ke Ende dan bekerja di Persekolahan Katolik Dioses Agung Ende di bawah pimpinan Pater Hendrikus Djawa SVD. Di kantor Yayasan Pendidikan Katolik Ende-Lio (Yasukel), Soter adalah sekretaris sedangkan kepala kantornya Josef Ilmoe Hs.
Kami beberapa karyawan Nusa Indah menempati sebuah rumah misi di kompleks BBC (Biara Bruder St. Conradus) dekat asrama tentara Wirajaya. Soter dan beberapa temannya tinggal di sebuah rumah di Jl.
Diponegoro, seberang Susteran CIJ. Di sini kami jadi akrab lagi, terutama juga setelah El Morits Parera kembali ke Ende dari studinya di Jakarta, untuk bersama kami bekerja di Nusa Indah dan kemudian merangkap di majalah dwimingguan umum DIAN. Kami sering kumpul-kumpul di rumah Soter di Jl. Diponegoro, main-main bersama, rekreasi dan menghadiri pesta-pesta yang diselenggarakan oleh keluarga dan kenalan di kota itu. Kami juga sempat mengikuti kursus Credit Union bersama senior Guido Abong, ex seminarist Mataloko, dan
kemudian sama-sama aktif di Credit Union Jayakarta, CU pertama yang didirikan di Flores dan NTT.