Georgius Soter Parera, SH, MPA; Gone But Not Forgotten
(Lela, 22 April 1949; + Kupang, 21 Januari 2021)
Namanya Disebut di Bandara Internasional Hawai
Bertahun-tahun kami tidak saling kontak, karena kesibukan masing-masing. Saya meninggalkan surat kabar dan profesi jurnalistik pada akhir 1982 dan mulai menggeluti bidang Public Relations (Kehumasan), yang dewasa ini lebih dikenal sebagai Corporate Communications. Saya bergabung dengan perusahaan konsultansi PR, kemudian bekerja dengan konglomerasi nasional Gunung Sewu Group dan pindah ke PT Freeport Indonesia pada awal 1993. Pada bulan Agustus – Oktober 1994, kami delapan orang staf senior PT Freeport Indonesia masing-masing bersama istri, dikirim ke New Orleans, Louissiana, Amerika Serikat, untuk mengikuti Management Study Program pada Executive Education selama tiga bulan di University of Loyola yang diasuh para imam Jesuit. Selesai training kami kembali ke Indonesia lewat Los Angeles, setelah mengunjungi destinasi wisata Universal Studios di Hollywood dan sekitarnya.
Dari Los Angeles kami menumpang pesawat Garuda yang akan terbang ke Jakarta lewat Hawai dan Biak di Irian Jaya (Papua sekarang). Pada waktu tengah malam pesawat mendarat di Hawai untuk mengisi bahan
bakar. Di ruang tunggu yang luas dan ramai itu, saya bertemu dengan Welem Kabesu, seorang pria muda dari Kupang. Dia berceritera kalau baru pulang dari studi S2 di Amerika, dikirim oleh kantor BKKBN Propinsi NTT. Saya beritahu dia kalau saya punya saudara dan sahabat di Kupang namanya Soter Parera. Dia terhenyak dan menyawab, “Pak Soter Parera? Oo itu senior saya di kantor BKKBN. Dia juga lulusan S2 di Amerika dan setelah itu saya dikirim kuliah S2. Ini juga atas rekomendasi pak Soter. Saya berterima kasih kepada BKKBN dan juga
pak Soter pribadi..”