Gelombang Protes Terhadap Pelantikan Presiden Lukashenko Meningkat
SvetaTijanóvskaya, yang berusia 38 tahun, saat ini menjadi pengungsi di Lituania, mengklaim bahwa dirinya menang dalam pemilu 9 Agustus lalu. Sementara Lukashenko menutup telinga terhadap demonstrasi besar-besaran ini, dan meminta dirinya dilantik untuk masa jabatan keenam pada hari Rabu lalu, yang dilakukan secara rahasia. “Penobatan yang dilakukan ini jelas sebuah lelucon,” kecam Tijanóvskaya saat itu, dan sekali lagi mengklaim kemenangannya dalam pemilihan presiden.
Kritik dari beberapa negara di Eropa pun muncul setelah pelantikan tersebut. Pemerintah Jerman tidak mengakui Lukashenko dan menganggap “rahasia” seputar upacara pelantikan sebagai simbol yang “mengungkapkan” kelemahan rezim dan “kurangnya legitimasi”.
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron,yang melakukan kunjungan pertamanya ke Lithuania dan Latvia dari Senin hingga Rabu mengatakan, “Apa yang terjadi di Belarusia adalah krisis kekuasaan, kekuatan otoriter yang gagal menerima logika demokrasi. Jelas Lukashenko harus pergi.” Uni Eropa (UE) juga tidak mengakui legitimasi Lukashenko, seperti halnya Amerika Serikat.