Gadamer cerita, pernah ada seorang mahasiswa berbicara di ruang kuliah dengan istilah-istilah filsafat yang bagi mahasiswa saat itu kedengarnnya aneh: Dasein, Zuhandenes, Sein zum Tode, In-der-Welt-Sein, dan lain-lain. (Ini adalah istilah-istilah teknis filsafat Heidegger). Sesudah bubaran kuliah, kepada dosen yang mengajar saat itu, mahasiswa bertanya apa sebenarnya yang dibicarakan mahasiswa itu tadi. Sang dosen menjawab, “Ach, er ist schon Heideggerisiert“ (Ah, dia itu telah terheideggerisasi).
Gadamer waktu itu memohon kepada Heidegger agar bersedia menjadi pembimbingnya untuk penulisan habilitasinya. Tapi Heidegger menolak karena ia sama sekali tidak terkesan kepada bakat filosofis Gadamer. Lagipula Heidegger waktu itu sudah punya asisten-asisten yang sangat cemerlang. Penolakan itu, menurut pengakuan Gadamer, membuatnya sangat terpukul. Ia sampai meragukan bakat filosofisnya. Kekecewaan itulah yang mendorongnya untuk lari mempelajari teks-teks klasik mulai tahun 1925, belajar kepada filolog Paul Friedländer sekaligus untuk mempersiapkan habilitasi dalam bidang filsafat klasik.