Fungsi Karst Tidak Tergantikan oleh Reklamasi dengan Cara Apapun

Dua hari terakhir, saya juga dikirimi suatu voice file berisi keterangan dari seseorang yang mengaku sangat paham dengan dunia tambang dan bahkan menjadi supplier batu gamping ke salah satu pabrik semen di Jawa Timur. Penjelasan yang bersangkutan sangat valid dari sudut ekonomi. Dia menjelaskannya sebagai beriukut:

Pemilik lahan jangan menjual tanahnya ke perusahaan. Sebaiknya, pemilik lahan yang menggali sendiri batu gamping di tanahnya dan dijual ke perusahaan, dalam hal ini pabrik semen. Penghasilan dari penjualan batu gamping akan berlipatganda, bisa ribuan kali dari harga tanah yang sekarang ditawarin oleh perusahaan, dan tanah tetap jadi milik mereka. Harga tanah yang datar, setelah bukit gampingnya diambil malah akan lebih mahal dari harga tanah sekarang.

Pikiran ini, sekilas sangat logis dan ini juga sebenarnya sudah agak lama, disuarakan. Pointnya, lihatlah tanah sebagai asset..bahkan mungkin satu-satunya asset dari keluarga-keluarga kita di Manggarai dan bahkan di seluruh Flores. Karena itu hindari sekuat mungkin untuk melepas asset itu dengan menjualnya. Jika ada investasi yang mau masuk dan memanfaatkan asset ini, lakukan secara smart dengan membangun pola kolaborasi yang saling menguntungkan. Menjual satu-satunya asset akan menjadi awal dari hidup tanpa pegangan ke depan.

BACA JUGA:
Membaca Aktivisme dan Menulis Solusi
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More