Forum Negara Pancasila Pak Tedjo dan Masa Lalu yang Selalu Aktual

Bernadinus Steni, Pegiat standar keberlanjutan. Tinggal di Jakarta

Tedjo Sumartono barangkali tinggal kenangan. Kotbahnya yang menggebu-gebu menjadi memori bagi setiap generasi saat ini yang pernah dikungkung dalam mesin doktriner ORBA. Tetapi argumen Orde Baru ala Tedjo kerap berulang pada banyak kesempatan saat ini, ketika pejabat publik enggan “dicolek”.

Mereka pasang badan. Barangkali sikap itu semacam bawaan menjadi pejabat, warisan atau apalah namanya. Kupingnya tipis, tidak tahan dengan kritik, atau bahkan sekedar menyimak pandangan yang berbeda.

Untuk suatu kebijakan pembangunan, misalnya, beberapa di antaranya bilang begini, “jangan dikritik dulu, kan baru mulai, tunggu hasilnya…barulah dikritik”.

Sayangnya, akibat tidak selalu menunggu hasil. Selama proses menuju kesana (hasil) banyak rentetan kerugian yang terlanjur bikin runyam babak belur unit sosial, ekonomi maupun lingkungan hidup.

Akumulasi hasil yang diimpikan pun tidak cukup untuk mengembalikan situasi seperti sedia kala. Rencana itu jadi abu, bahkan sebelum berdiri tegak mewujdkan mimpi kesejahteraan, pengentasan kemiskinan, dan seterusnya.

BACA JUGA:
Presiden Ungkap Rencana Perluasan "food estate" ke NTT
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More