
FGC Maria Ratu Rosario Keuskupan Ruteng Perkokoh Persaudaraan dan Dongkrak Ekonomi Umat Lintas Agama di Manggarai Raya
Laporan Walburgus Abulat (Jurnalis Pojokbebas dan Florespos.net, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati, dan Aktivis Kemanusiaan Lintas Agama)
Dan hari ini, kita mengatakan “ya” dengan cara yang konkret: kita berjalan dari katedral ke Golo Curu. Berjalan di bawah terik matahari atau gerimis hujan. Berjalan meski kaki lelah. Ini adalah “ya” yang bukan sekadar kata-kata, tetapi tindakan nyata.
Ketiga, Maria Bunda Pengharapan: Transformasi yang Berkelanjutan.
Maria tidak hanya mengatakan “ya” sekali, lalu selesai. Sepanjang hidupnya, ia terus mengatakan “ya”: ketika melahirkan Yesus, ketika mengungsi ke Mesir, ketika kehilangan Yesus di Bait Allah, ketika melihat Yesus disalib, ketika hadir di ruang atas menantikan Roh Kudus.
Pesan pastoral: Tahun Ekaristi Transformatif bukan program sekali jalan, tetapi undangan untuk transformasi berkelanjutan. Setiap kali kita menerima Komuni, kita dipanggil untuk berubah:
- Dari sikap masa bodoh menuju kepedulian aktif
- Dari iman yang pasif menuju pelayanan yang konkret
- Dari harapan yang samar menuju komitmen yang jelas
- Dari cinta yang selektif menuju cinta yang universal
Perjalanan kita hari ini dari katedral ke Golo Curu adalah simbol transformasi itu: kita menerima Kristus dalam Ekaristi di sini, lalu kita membawa-Nya dalam doa di bukit sana. Dari altar ke jalan, dari misa ke misi, dari menerima ke memberi.
