
FGC Maria Ratu Rosario Keuskupan Ruteng Perkokoh Persaudaraan dan Dongkrak Ekonomi Umat Lintas Agama di Manggarai Raya
Laporan Walburgus Abulat (Jurnalis Pojokbebas dan Florespos.net, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati, dan Aktivis Kemanusiaan Lintas Agama)
Maria mengajarkan kita bahwa doa sejati lahir dari kesatuan hati, bukan dari keseragaman gerakan.
Kedua, Maria Bunda Iman: Keberanian Mengatakan “Ya”
Di Nazaret, Maria menunjukkan bahwa iman bukan soal mengerti segala sesuatu, tetapi soal berani mempercayai Allah meskipun tidak mengerti segalanya. Ia tidak menunggu sampai semua pertanyaannya terjawab. Ia mengatakan “ya” dalam iman.
Pesan pastoral: Kita hidup di zaman yang penuh ketidakpastian. Pandemi covid, misalnya, telah mengajarkan kita bahwa hidup tidak pernah sepenuhnya dapat diprediksi. Tetapi seperti Maria, kita dipanggil untuk mengatakan “ya” kepada Allah dalam setiap keadaan:
- “Ya” pada panggilan melayani meskipun risiko besar
- “Ya” pada kejujuran meskipun merugikan secara material
- “Ya” pada iman yang autentik meskipun budaya sekular menggoda
- “Ya” pada pengampunan meskipun sakit hati belum hilang

